Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif - Risalah Kuliahku

Berbagi info tugas kuliah, Kata bijak, Motivasi dan Inspirasi, Internet, Komputer

Minggu, 04 Februari 2018

demo-image

Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif

Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif - Hai sahabat Risalah Kuliahku, Selamat datang ya di blog kami. Semoga hari - harimu sebagai seorang mahasiswa dipenuhi dengan keindahan yahh hehehhe. Namun sahabat jangan terus - terusan larut dalam kesenangan nanti malah gak kelar - kelar kuliahnya. 😀😀😀😀😀

Berbicara masalah kuliah ataupun yang berhubungan dengan mencari ilmu pasti tidak luput dari yang namanya TUGAS 😓. Hemm apalagi kalau tugasnya banyak banget dari dosen ini dosen itu, Guru ini Guru itu pasti dipikiran sahabat rasanya iyuuuhhhh bangett. Eiitss ... Tapi harus dikerjakan ya kan saghabat mahasiswa baik, suka menabung dan suka menolong. 

Tenang sahabat disini saya berbabaik hati, saya akan membagikan makalah yang berjudul "Kalimat Efektif". tentu saja makalah yang sudah saya bagikan ini sudah sesuai dengan sistematika peyusunan makalah, tapi belum sempurna masih perlu perbaikan - perbaikan. 

Jadi bagi yang hendak menyuntingnya dipersilahkan, admin baik hati kok siapa saja boleh mengeditnya atau copas tapi jangan lupa menactumkan sumbernya ya.. yaitu catumkan alamat artikel ini.

Bagi sahabat yang hendak mengambil makalahnya silahkan diambil. Tapi ada syaratnya yaitu like, fanspage, IG dan sosmed dari blog Risalah Kuliahku ya. Sebagai wujud terima kasih. Dan jangan lupa untuk share blog ini ke teman - teman kuliahnya.

Baiklah dibawah ini Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif Ceikdot :
desk-white-design-quote

Makalah Kalimat Efektif


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat, sehingga makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
  2. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
  3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
  4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
  5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
1.3 Tujuan
  1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
  2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
  3. Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar
  4. Mengetahui penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari.
1.4 Manfaat Penulisan
  1. Mahasiswa mampu memahami pengertian kalimat efektif.
  2. Mahasiswa mampu mengetahui dan membedakan kalimat-kalimat yang merupakan kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya.
  3. Mahasiswa mengetahui penyebab kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna,artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat.
2.2 Unsur-Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
  1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a.Ayahku  sedang melukis.
b.Meja direktur besar.
c.Yang berbaju batik dosen saya.
d.Berjalan kaki menyehatkan badan.
e.Membangun jalan layang sangat mahal.
         Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
        Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
a.          Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b.         Di sini melayani obat generic.
c.          Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
  1. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a.Kuda meringkik.
b.Ibu sedang tidur siang.
c.Putrinya cantik jelita.
d.Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e.Kucingku belang tiga.
f.Robby mahasiswa baru.
g.Rumah Pak Hartawan lima.
          Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
          Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a.Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b.Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c.Bandung yang terkenal kota kembang.
    Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.

  1. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a.Nurul menimang …
b.Arsitek merancang …
c.Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.Nenek mandi.
b.Komputerku rusak.
c.Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
a.1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2)Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b.1)Orang itu menipu adik saya (O)
2)Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
  1. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a.       Ketua MPR membacakan Pancasila.
       S                  P             O
b.      Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
            S                    P            Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
        S                     P               O
        Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
        Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a.Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b.Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c.Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d.Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e.Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
  1. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
       Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA
No.
Jenis keterangan
Posisi/penghubung
Contoh pemakaian
1.
Tempat
Di
Ke
Dari
Pada
Di kamar, di kota
Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari Manado, dari sawah
Pada permukaan
2.
Waktu
-
Pada
Dalam
Se-
Sebelum
Sesudah
Selama
Sepanjang
Sekarang, kemarin
Pada pukul 5 hari ini
Dalam 2 hari ini
Sepulang kantor
Sebelum mandi
Sesudah makan
Selama bekerja
Sepanjang perjalanan
3.
Alat
Dengan
Dengan pisau, dengan mobil
4.
Tujuan
Supaya/agar
Untuk
Bagi
Demi
Supaya/agar kamu faham
Untuk kemerdekaan
Bagi masa depan
Demi orang tuamu
5.
Cara
Secara
Dengan cara
Dengan jalan
Secara hati-hati
Dengan cara damai
Dengan jalan berunding
6.
Kesalingan
-
Satu sama lain
7.
Similatif
Seperti
Bagaikan
Laksana
Seperti angin
Bagaikan seorang dewi
Laksana bintang di langit
8.
Penyebab
Karena
Sebab
Karena perempuan itu
Sebab kegagalannya
9.
Penyerta
Dengan
Bersama
Beserta
Dengan adiknya
Bersama orang tuanya
Beserta saudaranya


2.3 Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
  1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
  2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2.4 Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:
  1. Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.Umpamanya jika unsur pertamanya menggunakan verba,unsur kedua dan strusnya menggunakan verba.Jika unsur pertama berbentuk nomina ,bentuk berikutnya juga harus nomina.
Contoh keparalelan yang salah:
a.Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha?
b.Harga minyak di bekukan atau kenaikan secara luwes
Contoh kepararelan yang benar:
a.Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?
b.Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes
  1. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat,harus di akui bahwa kata memegang peranan penting.
Contoh kalimat yang tidak memperhatikan factor ketepatan:
a.Karyawan teladan itu memegang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.
b.Bukan saya yang tidak mau,namun dia yang tidak suka.
Contoh kalimat yang memperhatikan factor ketepatan:
a.Karyawan teladan itu memegang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
b.Bukan saya yang tidak mau,melainkan dia yang tidak suka.
  1. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata.Selain itu kecermatan suatu kalimat di tunjukkan oleh penggunaan ungkapan penghubung secara tepat(dan,atau,tetapi,ketika,jika agar dll.)
Contoh kecermatan yang salah:
a.Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
         Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
  1. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
image001   1.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a.Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
image001   2.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan contoh:
a.Ia memakai baju warna merah.
b.Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
image001   3.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a.Dia hanya membawa badannya saja.
b.Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a.Dia hanya membawa badannya.
b.Sejak pagi dia bermenung.
image001   4.Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.
  1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a.Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
image001      Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a.Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b.Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
2.Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a.Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
bKakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a.kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
image001      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a.Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b.Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
  1. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
a.Surat itu saya sudah baca.
b.Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c.       Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

  1. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh
a.Kambing sangat senang bermain hujan(padahal kambing tergolong binatang anti air)
b.Karna lama tinggal di asrama putra,anaknya semua laki-laki(apa hubungannya tiggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)

  
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

3.2.Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.

  
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Rahardi kunjana.2009.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Penerbit Erlangga
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Siti Annijat,Maimunah.2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.UIN Maliki Press
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2016/08/26/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2016/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html

Nah itulah makalah tentang Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif. Silahkan digunakan dengan bijak ya. jangan lupa kalau mau copas sertakan juga link artikel ini. sebagai ucapan terima kasih sahabat kepada kami.

Semoga artikel yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi sahabat - sahabat semuanya. saya rasa pembahasan tentang Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif cukup samapai disini. Dan selanjutnya akan ada makalah lagi dengan judul yang berbeda. ikuti terus blog kami. Terima Kasih

Post by     : Anik Suhari
Edited by : Duja Al Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar