Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif - Hai sahabat Risalah Kuliahku, Selamat datang ya di blog kami. Semoga hari - harimu sebagai seorang mahasiswa dipenuhi dengan keindahan yahh hehehhe. Namun sahabat jangan terus - terusan larut dalam kesenangan nanti malah gak kelar - kelar kuliahnya. 😀😀😀😀😀
Berbicara masalah kuliah ataupun yang berhubungan dengan mencari ilmu pasti tidak luput dari yang namanya TUGAS 😓. Hemm apalagi kalau tugasnya banyak banget dari dosen ini dosen itu, Guru ini Guru itu pasti dipikiran sahabat rasanya iyuuuhhhh bangett. Eiitss ... Tapi harus dikerjakan ya kan saghabat mahasiswa baik, suka menabung dan suka menolong.
Tenang sahabat disini saya berbabaik hati, saya akan membagikan makalah yang berjudul "Kalimat Efektif". tentu saja makalah yang sudah saya bagikan ini sudah sesuai dengan sistematika peyusunan makalah, tapi belum sempurna masih perlu perbaikan - perbaikan.
Jadi bagi yang hendak menyuntingnya dipersilahkan, admin baik hati kok siapa saja boleh mengeditnya atau copas tapi jangan lupa menactumkan sumbernya ya.. yaitu catumkan alamat artikel ini.
Bagi sahabat yang hendak mengambil makalahnya silahkan diambil. Tapi ada syaratnya yaitu like, fanspage, IG dan sosmed dari blog Risalah Kuliahku ya. Sebagai wujud terima kasih. Dan jangan lupa untuk share blog ini ke teman - teman kuliahnya.
Baiklah dibawah ini Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif Ceikdot :
Makalah Kalimat Efektif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap gagasan pikiran
atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan dalam
bentuk kalimat. Kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata
yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat, sehingga
makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami
orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah
kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif
disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembaca.
Kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
- Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
- Apa ciri-ciri kalimat efektif?
- Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
- Bagaimana struktur kalimat efektif?
1.3 Tujuan
- Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
- Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
- Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar
- Mengetahui penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari.
1.4 Manfaat Penulisan
- Mahasiswa mampu memahami pengertian kalimat efektif.
- Mahasiswa mampu mengetahui dan membedakan kalimat-kalimat yang merupakan kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya.
- Mahasiswa mengetahui penyebab kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki
sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca,
kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi
penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang
diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif
mengandung
pengertian tepat guna,artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran
yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Kalimat
efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat.
2.2
Unsur-Unsur Kalimat Efektif
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
- Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat
menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa
benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh sebagai berikut ini:
a.Ayahku sedang melukis.
b.Meja direktur besar.
c.Yang berbaju batik dosen saya.
d.Berjalan kaki menyehatkan badan.
e.Membangun jalan
layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang
diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S
yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh
frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu
merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun
jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun
hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat
(c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang
(benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak
lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya
ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada
awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S
dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)…
atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan
yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak
logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak
mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
a.
Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b.
Di sini melayani obat generic.
c.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c)
belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya
kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang
melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada
contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
- Predikat (P)
Predikat (P) adalah
bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat,
situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat
adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat
juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva,
tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh
berikut:
a.Kuda meringkik.
b.Ibu sedang tidur siang.
c.Putrinya cantik jelita.
d.Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e.Kucingku belang tiga.
f.Robby mahasiswa baru.
g.Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik
pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang
tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik
jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan
aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada
kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat
(f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g)
memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
a.Adik saya yang gendut lagi lucu
itu.
b.Kantor kami yang terletak di Jln.
Gatot Subroto.
c.Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh
(a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak
ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan
melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada
jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot
Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c).
karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut
oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian
kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan
kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
- Objek (O)
Objek (O) adalah bagian
kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal,
atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a.Nurul menimang …
b.Arsitek merancang …
c.Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang,
merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang
menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat
itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba
intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat
dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang
menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.Nenek mandi.
b.Komputerku rusak.
c.Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif
dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat
berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya
dipasifkan.
a.1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk
Basuki (O)
2)Yayuk Basuki (S) dikalahkan
oleh Martina Hingis.
b.1)Orang itu menipu adik saya (O)
2)Adik saya (S) ditipu
oleh oran itu.
- Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau
komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di
belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan
jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
cnntoh di bawah ini:
a. Ketua
MPR membacakan Pancasila.
S
P O
b. Banyak
orpospol berlandaskan Pancasila.
S
P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel
dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan
ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O.
Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan
oleh ketua MPR.
S
P
O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak
gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal
lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan
frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak
selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel
adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi
S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a.Sutardji membacakan
pengagumnya puisi kontemporer.
b.Mayang mendongengkan Rayhan
Cerita si Kancil.
c.Sekretaris itu mengambilkan
atasannya air minum.
d.Annisa mengirimi kakeknya kopiah
bludru.
e.Pamanku membelikan anaknya rumah
mungil.
- Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah
bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang
lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan
maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi
keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini.
JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA
No.
|
Jenis keterangan
|
Posisi/penghubung
|
Contoh pemakaian
|
1.
|
Tempat
|
Di
Ke
Dari
Pada
|
Di kamar, di kota
Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari Manado, dari sawah
Pada permukaan
|
2.
|
Waktu
|
-
Pada
Dalam
Se-
Sebelum
Sesudah
Selama
Sepanjang
|
Sekarang, kemarin
Pada pukul 5 hari ini
Dalam 2 hari ini
Sepulang kantor
Sebelum mandi
Sesudah makan
Selama bekerja
Sepanjang perjalanan
|
3.
|
Alat
|
Dengan
|
Dengan pisau, dengan mobil
|
4.
|
Tujuan
|
Supaya/agar
Untuk
Bagi
Demi
|
Supaya/agar kamu faham
Untuk kemerdekaan
Bagi masa depan
Demi orang tuamu
|
5.
|
Cara
|
Secara
Dengan cara
Dengan jalan
|
Secara hati-hati
Dengan cara damai
Dengan jalan berunding
|
6.
|
Kesalingan
|
-
|
Satu sama lain
|
7.
|
Similatif
|
Seperti
Bagaikan
Laksana
|
Seperti angin
Bagaikan seorang dewi
Laksana bintang di langit
|
8.
|
Penyebab
|
Karena
Sebab
|
Karena perempuan itu
Sebab kegagalannya
|
9.
|
Penyerta
|
Dengan
Bersama
Beserta
|
Dengan adiknya
Bersama orang tuanya
Beserta saudaranya
|
2.3
Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut:
- Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
- Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2.4
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Untuk dapat
mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat
berikut, yaitu adanya:
- Keparalelan
Keparalelan atau
kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,sama pola atau
susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.Umpamanya jika unsur pertamanya
menggunakan verba,unsur kedua dan strusnya menggunakan verba.Jika unsur pertama
berbentuk nomina ,bentuk berikutnya juga harus nomina.
Contoh keparalelan yang
salah:
a.Kakakmu menjadi dosen atau sebagai
pengusaha?
b.Harga minyak di bekukan atau kenaikan
secara luwes
Contoh kepararelan
yang benar:
a.Kakakmu menjadi dosen atau menjadi
pengusaha?
b.Harga minyak dibekukan atau dinaikan
secara luwes
- Ketepatan
Ketepatan
adalah kesesuain atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu
kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.Di antara semua
unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat,harus di akui bahwa kata memegang
peranan penting.
Contoh kalimat
yang tidak memperhatikan factor ketepatan:
a.Karyawan teladan itu memegang tekun
bekerja dari pagi sehingga petang.
b.Bukan saya yang tidak mau,namun
dia yang tidak suka.
Contoh kalimat
yang memperhatikan factor ketepatan:
a.Karyawan teladan itu memegang tekun
bekerja dari pagi sampai petang.
b.Bukan saya yang tidak mau,melainkan
dia yang tidak suka.
- Kecermatan
Yang dimaksud dengan
cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata.Selain itu kecermatan suatu kalimat di tunjukkan oleh penggunaan ungkapan penghubung secara tepat(dan,atau,tetapi,ketika,jika agar dll.)
Dan tepat dalam pilihan kata.Selain itu kecermatan suatu kalimat di tunjukkan oleh penggunaan ungkapan penghubung secara tepat(dan,atau,tetapi,ketika,jika agar dll.)
Contoh kecermatan yang
salah:
a.Mahasiswa perguruan tinggi yang
terkenal itu menerima hadiah.
b.Dia menerima uang sebanyak dua
puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu
siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang
diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena
dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu
dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri.
- Kehematan
Yang
dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak
berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan.

Perhatikan
contoh:
a.Karena
ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
b.Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

Perhatikan
contoh:
a.Ia memakai baju warna merah.
b.Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata
merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a.Dia hanya membawa badannya saja.
b.Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata
naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a.Dia hanya membawa badannya.
b.Sejak pagi dia bermenung.

Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk
baku : para tamu, beberapa orang.
- Kesepadanan
Yang dimaksud dengan
kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa
ciri, seperti tercantum di bawah ini:
1. Kalimat
itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu
kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan
predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata
depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a.Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
a.Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Contoh:
a.Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b.Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
a.Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b.Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
2.Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal.
Contoh:
a.Kami datang agak terlambat.
Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
bKakaknya membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat
ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi
kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi
ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a.kami datang agak terlambat sehingga
kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

Contoh:
a.Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b.Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
a.Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b.Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
- Kepaduan
Yang dimaksud dengan
kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari
kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.Kalimat yang padu mempergunakan
pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif
persona.
Contoh:
a.Surat itu saya sudah baca.
b.Saran yang dikemukakannya kami akan
pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak
menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya
kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya
baca.
b. Saran yang
dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang
antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak
rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang
desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain
interior pada rumah-rumah adat.
- Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa
ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh
a.Kambing
sangat senang bermain hujan(padahal kambing tergolong binatang anti air)
b.Karna
lama tinggal di asrama putra,anaknya semua laki-laki(apa hubungannya tiggal di
asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi :
subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :
Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan,
kelogisan.
3.2.Saran
Pada kenyataannya,
pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam
Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan
materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Rahardi kunjana.2009.Bahasa Indonesia
Untuk Perguruan Tinggi.Penerbit Erlangga
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif.
Jakarta: Gramedia.
Siti Annijat,Maimunah.2011. Bahasa
Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.UIN Maliki Press
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan
Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2016/08/26/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2016/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html
Nah itulah makalah tentang Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif. Silahkan digunakan dengan bijak ya. jangan lupa kalau mau copas sertakan juga link artikel ini. sebagai ucapan terima kasih sahabat kepada kami.
Semoga artikel yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi sahabat - sahabat semuanya. saya rasa pembahasan tentang Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif cukup samapai disini. Dan selanjutnya akan ada makalah lagi dengan judul yang berbeda. ikuti terus blog kami. Terima Kasih
Post by : Anik Suhari
Edited by : Duja Al Amin
Semoga artikel yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi sahabat - sahabat semuanya. saya rasa pembahasan tentang Tugas Kuliah Makalah Kalimat Efektif cukup samapai disini. Dan selanjutnya akan ada makalah lagi dengan judul yang berbeda. ikuti terus blog kami. Terima Kasih
Post by : Anik Suhari
Edited by : Duja Al Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar