BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat memuncak,
banyak dari kalangan masyarakat menyebutnya dengan era modern. Manusia
semakin mudah menggapai keinginan-keinginan dengan bantuan teknologi, khususnya
teknologi telekomunikasi seperti televise, radio, internet, telepon, dan
lain-lain.
Bukan hal yang sulit untuk memindahkan atau bertukar budaya. Waktu
dan jarak bukan lagi hambatan. Berkomunikasi dengan manusia di belahan bumi
manapun bisa dilakukan secara langsung dan cepat. Apa yang menjadi trend
dikalangan orang barat bisa saja dalam sekejap langsung diikuti kalangan timur.
Bahayanya, pertukaran trend tersebut diserap mentah-mentah, tanpa
saringan oleh pihak penerima.
Pandangan Futurolog terkemuka asal Amerika Serikt, John Naisbitt,
era global yang serba teknologis seperti sekrng ini disebut sebagai “global
lifestyle”. Menurutnya, sebuah peradaban di belahan bumi manapun akan terimbas
oleh akselerasi budaya global yang membawa pada apa yang disebut The
Boundless of The World (dunia tanpa batas). Perubahan tersebut dampaknya
merambah begitu cepat disemua aspek kehidupan, tak terkecuali di negara-negara
muslim sekalipun.
Budaya global yang mengalami perkembangan amat dahsyat adalah; food,
fashion, dan fun (makanan, pakaian, dan hiburan). Khusus pada budaya
makan dan minum telah menjadi varian yang cukup menonjol di lingkungan
masyarakat, khususnya umat Islam. Maka dari itu, pada makalah ini akan dibahas
tentang “Pentingnya Makanan Halal bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani”.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan
masalah yaitu sebagai berikut.
1.
Apa
pengertian makanan halal dan haram ?
2.
Apa
saja jenis makanan yang halal dan haram ?
3.
Bagaimanakah
dampak makanan halal terhadap perilaku ?
4.
Bagaimanakah
pentingnya makanan halal bagi muslim ?
5.
Bagaimanakah
pentingnya makanan bergizi bagi muslim ?
1.3 TUJUAN
MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah, tujuannya yaitu
1.
Mengetahui
pengertian makanan halal dan haram.
2.
Mengetahui
jenis makanan yang halal dan haram.
3.
Mengetahui
beberapa dampak dari makanan halal terhadap perilaku.
4.
Menjelaskan
bagaimana pentingnya makanan halal bagi muslim.
5.
Menjelaskan
bagaimana pentingnya makanan bergizi bagi muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
MAKANAN HALAL DAN HARAM
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh
syariat Islam untuk dikonsumsi kecuali adanya larangan dari Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW. Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang
halal dan baik. Makanan halal yaitu makanan yang didapat dari usaha yang
diridlai Allah. Sedangkan makanan yang baik yaitu makanan yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh, atau bisa disebut dengan makanan bergizi.
Allah Swt berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Qs. Al-Baqarah:168)
Makanan yang
enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, bisa jadi makanan tersebut
berbahaya untuk kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal dapat
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari maknan haram, akan dibakar
di hari kiamat dengan api neraka.
Makanan yang
haram adalah semua makanan yang dilarang oleh syariat Islam untuk dikonsumsi,
dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali dalam kondisi
keterpaksaan. Makanan haram lebih banyak madlaratnya daripada hikmahnya.
Contoh, mengkonsumsi darah yang mengalir ini diharamkan karena kotor dan
dihindari oleh manusia yang sehat, disamping itu ada dugaan bahwa darah
tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.
2.2.JENIS-JENIS
MAKANAN HALAL DAN HARAM
1.
Jenis
Makanan Halal
a.
Halal
Zatnya
Makanan yang
halal menurut zatnya yaitu makanan yang pada dasarnya halal untuk dikonsumsi.
Dan telah ditetapkan kehalalannya dalam Al Quran dan Al-Hadits. Contoh, daging
sapi, ayam, kambing, buah-buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain-lain.
b.
Halal
Cara Memperolehnya
Halal di sini
maksudnya makanan yang diperoleh dengan cara yang baik dan sah. Makanan akan
menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang tidak baik. Contoh, mencuri,
riba, merampok, dan lain-lain.
c.
Halal
Cara Pengolahannya
Makanan yang
pada dasarnya halal akan menjadi haram apabila cara pengolahannya tidak sesui
dengan ketentuan Islam. Contoh; anggur, makanan ini halal karena telah diolah
menjadi minuman keras maka minumkan ini menjadi haram.
2.
Jenis-jenis
Makanan Haram
a.
Diharamkan
karena dzatnya
Maksudnya asal
dari maknan tersebut sudah haram,seperti; bngkai, darah, babi, anjing, dan
lain-lain.
b.
Diharamkan
karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan dzatnya
Maksudnya, asal
dari makanan tersebut adalah halal, akan tetapi berubah menjadi haram karena
sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya, makanan dari
hasil mencuri, upah perzinaan, sesajen perdukunan, dan lain-lain.
2.3.DAMPAK MAKANAN HALAL TERHADAP PERILAKU
Ajaran Allah yang menganjurkan untuk slalu menjaga kehalalan pangan
yang dikonsumsinya sudah pasti memberikan berbagai manfaat. Di samping karena
alasan yang bersifat lahir, juga mengandung banyak hikmah batin yang tidak bisa
disentuh oleh kemampuan akal manusia. Demikan juga Allah memberikan ruang-ruang
kepatuhan sebagai hamba untuk dijadikan tolak ukur keimanan dan ketakwaan,
sejauhmana manusia mengaku dairinya beriman dan mampu menjalankan Syari’at-Nya.
Dampak yang bisa dirasakan secara langsung dari makanan halal
terhadap perilaku adalah sebagai berikut:
Pertama, menjaga keseimbangan jiwa manusia
yang hakikatnya suci (fitrah) sebagaimana bayi yang baru lahir. Dengan
mengkonsumsi makanan halal, berarti kita konsisten dengan garis kesepkatan yang
pernah terjadi dalam kandungan ibu yang berisi persetujuan bahwa Allah adalah Tuhan
yang mengatur segala urusan. Perintah untuk selalu menjaga kehalalan makanan
seiring dengan amal sholeh yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan fitrah manusia.
Kedua, menumbuhkan sikap juang yang tinggi
dalam menegakkan ajaran Allah dan Rasul-Nya di bumi. Bagi orang yang selalu
mengusahakan untuk menjaga makanannya dari perihal yang haram berarti telah
berjuang di jalan Allah dengan derajat yang tinggi.
Ketiga, membersihkan hati dan menjaga lisan
dari pembicaraan yang tidak perlu. Makanan halal yang dikonsumsi akan tumbuh
dan berkembang menjadi daging bersamaan dengan meningkatnya kualitas
kesalehannya, baik lahir maupun batin.
Keempat, menumbuhkan kepercayaan diri di
hadapan Allah. Orang yang selalu mengkonsumsi makanan halal, maka dengan
sendirinya akan menambah keyakinan diri bahwa Allah dekat dengan hambanya yang
selalu mendengarkan permintaan doa.
2.4.PENTINGNYA MAKANAN HALAL BAGI MUSLIM
Islam dating ketika umat manusia memandang makanan dan minuman dari
dua sudut pandang ekstrem. Pertama, sebagian manusia menempatkannya
hanya sebagai kebutuhan hidup yang diperlukan untuk kepentingan nafsu bayawaniyah
(kebinatangan) dengan mengkonsumsinya secara berlebihan. Kedua, justru
ditempatkan sebaliknya, yaitu ditinggalkan sama sekali dengan melakukan puasa
sehari-semalam penuh (Jawa: ngebleng)dengan maksud-maksud tertentu.
Al Quran sebagai pedoman umat Islam mengajarkan kepada umat manusia
dengan menempatkan makan dan minum pada tataran kebutuhan yang porposional,
yaitu dengan tetap dilakukan setiap hari untuk mempertahankan hidup, namun
harus pula tetap dalam kerangka semangat spiritulisme.
Allah menegaskan dalam firman-Nya:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Qs. Al-Baqarah:168)
Ayat tersebut dengan jelas memberikan tekanan pada pentingnya
muslim mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib (bergizi). Kemudian
ditutup dengan peringatan agar manusia tidak mengikuti jejak langkah setan yang
sudah dipastikan akan menjerumuskan pada lembah kesesatan.
Makanan halal yang disebut ayat di atas memberikan sebuah makna
akan pentingnya semangat spiritualisme dalam memperoleh dan mengkonsumsi
makanan. Halal berarti sesuatu yang dibolehkan oleh Allah berdasarkan suatu
prinsip yang sesuai dengan Sunnah-Nya.
Sedangkan tentang peringatan untuk tidak mengikuti langkah-langkah
setan dalam masalah ini sudah pasti menyangkut kerangka nilai, bahwa manusia
dilarang mengumbar hawa nafsunya. Manusia dengan potensi yang dimiliki sebagai
makhluk yang ingin selalu berbuat dosa, diperingatkan oleh Allah agar tetap
berhati-hati dalam memperoleh rezeki dan mengkonsumsinya.
Dalam ayat lain Allah menghubungkan kehalalan pangan (makanan dan
minuman) dengan soal kemenangan, bahwa orang-orang kafir telah putus asa
mengalahkan agamamu (Muhammad) dengan kesempurnaan ajaran Islam sebagai suatu
agama.
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا
تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ…
“…pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu sekalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (Allah)…”
(Qs. Al-Maidah:3)
Jadi, halalnya pangan
dapat diketahui sebagai masalah yang sangat pokok dan fundamental untuk
kehidupan, agama dan kemenangan hidup umat Islam.
2.5.PENTINGNYA MAKANAN BERGIZI BAGI TUBUH
Sebagai makhluk Allah
yang mempunyai dimensi hayawaniyah (kebinatangan), manusia dituntut
untuk bisa mempertahankan hidupnya dengan cara beadaptsi dengan lingkungannya.
Allah menciptakan bumi, langit, dan seisinya semata-mata hanya untuk kepentingan
manusia. Siapa yang dapat memanfaatkan dengan baik, maka ia akan mendapatkan
apa yang diinginkan. Sebaliknya, siapa yang tidak dapat menggunakannya dengan
baik, maka ia akan menuai kekecewaan dan kegagalan yang berakibat pada
ketidaksempurnaan khalifah di bumi.
Salah satu dari usaha
manusia untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan makan. Sebenarnya, manusia
memerlukan makan (konsumsi) sejak permulaan diciptakan. Hal ini terungkap dalam
ayat-ayat Al-Qur’an :
وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا
كَانُوا خَالِدِينَ
“Dan
tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak
(pula) mereka itu orang-orang yang kekal.”(QS. Al-Anbiya:8)Ayat lain
وَيَا
آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا
تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan
isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-A’raf:19)
Ayat-ayat tersebut di atas merupakan petunjuk umum yang memberikan
kesempatan kepada manusia untuk memakan sesuka hatinya, yaitu memenuhi
kesenangan. Namun di ayat lain Allah memberikan penegasan terhadap pentingnya
memakan makanan yang halal dan bergizi. Sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Qs. Al-Baqarah:168)
Maksud Allah menekankan perintah pentingnya memakan makanan yang
bergizi di samping halal adalah karena untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Makanan bergizi merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
untuk memperoleh kualitas kesehatan yang baik. Dan kesehatan yang baik berarti
sangat berpengaruh terhadap kualitas akal dan rohaninya.
Pada waktu haji Wada’ tahun ke-11 Hijriah, nabi Muhammad mengatakan
dalam khotbahnya:
“Dan untuk badanmu ada haknya bagimu”
Adapun
diantara hak badan itu adalah : (a) mendapat makanan yang bergizi, (b) mendapat
istirahat yang cukup, dan (c) mendapat latihan fisik (olahraga) yang cukup.
BAB
III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh
syariat Islam untuk dikonsumsi kecuali adanya larangan dari Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW.
Dari
penjelasan di atas teranglah bagi kita betapa urgennya menjaga makanan bergizi
bagi tubuh kita untuk menjaga kestabilan akal dan kesalehan rohani kita. Karena
letak dari suatu wujud kemajuan suatu bangsa atau umat beragama adalah
kemampuan akal dan kesehatan mental yang prima.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asyhar, T. (2003). BAHAYA
MAKANAN HARAM Bagi Kesehatan Jasmani an Kesucian Rohani. Jakarta: P.T.
AL-MAWARDI PRIMA.
Fajar, D. (2014, Februari 05). Makanan yang
Halal dan Haram. Retrieved from berkilaulah.wordpress.com:
http://www.google.co.id/amp/s/berkilaulah.wordpress.com/2014/02/05/520/amp/
Review of Merkur and Merkur Futur 3D Gaming - Decade Casino
BalasHapusThe Merkur Futur 3D 인카지노 Gaming is a sleek, high-quality replica of the 메리트 카지노 고객센터 classic 메리트 카지노 gaming machines from Merkur and is an excellent choice for serious Rating: 3.9 · Review by Marcelo DiGio