Kemungkinan Pendidikan menurut Islam dalam QS. Ar-Rum : 30, QS. Ar-Ra’d : 11, dan HR. Bukhari dan Muslim - Risalah Kuliahku

Berbagi info tugas kuliah, Kata bijak, Motivasi dan Inspirasi, Internet, Komputer

Selasa, 27 Februari 2018

demo-image

Kemungkinan Pendidikan menurut Islam dalam QS. Ar-Rum : 30, QS. Ar-Ra’d : 11, dan HR. Bukhari dan Muslim


Dasar+dan+Asas+Ilmu+Pendidikan+Islam
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan dalam islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifah di bumi (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah pempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah lingkungan masyarakat yang berbekalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sebelum mengarah pada tujuan dan fungsi pendidikan itu sendiri, perlu adanya pemberdayaan kualitas pendidikan dalam ranah yang sederhana, yaitu dalam lingkungan keluarga. Sekarang banyak moral peserta didik yang rusak, penyimpangan-penyimpangan sedikit demi sedikit telah menjadi asupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi tentunya karena pengaruh dari beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Namun pada dasarnya setiap individu tersebut memiliki potensi masing-masing yang ia bawa sejak lahir, potensi tersebut tentunya perlu asahan dari orangtua, agar bagaimana individu tersebut berkembang dengan baik.
Menyikapi fenomena tersebut, akan dibahas tentang Kemungkinan Pendidikan menurut Islam dalam QS. Ar-Rum : 30, QS. Ar-Ra’d : 11, dan HR. Bukhari dan Muslim. Selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini dalam sub bab berikutnya.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Rum : 30 ?
2.      Bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Ra’d : 11 ?
3.      Bagaimana kemungkinan pendidikan menurut HR. Bukhari Muslim?

C.     TUJUAN

1.      Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Rum : 30.
2.      Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Ra’d : 11.
3.      Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut HR. Bukhari Muslim.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RUM : 30

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Tafsiran:
(Maka hadapkanlah) hai Muhammad (wajahmu dengan lurus kepada agama Allah) maksudnya cenderungkanlah dirimu kepada agama Allah, yaitu dengan cara mengikhlaskan dirimu dan orang-orang yang mengikutimu di dalam menjalankan agama-Nya (fitrah Allah) ciptaan-Nya (yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu) yakni agama-Nya. Makna yang dimaksud ialah tetaplah atas fitrah atas agama Allah. (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) pada agama-Nya. Maksudnya janganlah kalian menggantinya misalnya menyekutukan-Nya. (Itulah agama yang lurus) agama tauhid itulah agama yang lurus. (Tetapi kebanyakan manusia yakni orang-orang kafir mekkah tidak mengetahui ketauhidan dan keesaan Allah.

B.     KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RA’D : 11

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَال
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
Tafsiran:
(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang slalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di muka) dihadapan-Nya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan adzab (maka tak ada yang menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri (seorang penolong) yang dapat mencegah datangnya adzab Allah terhadap mereka.

C.     KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI MUSLIM

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Bukhori dan Muslim)”
Kandungan :
Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah. Artinya mereka lahir dalam keadaan mengakui serta menyakini akan keesaan Allah ta’ala, Sebagai satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Menguasai dan Mengatur alam semesta ini. Tiada keraguan sedikitpun dalam diri mereka bahwa hanya Allah lah yang berhak untuk di ibadahi. Ketika mereka dikeluarkan oleh ibu mereka dari sulbi (tulang rusuk), mereka telah bersaksi bahwa hanya Allah adalah Rabb mereka. Kesaksian anak adam bahwa Allah adalah Rabb mereka, Ini menunjukkan bahwa mereka lahir dalam kelahiran fitrah (Islam). Fitrah yang salimah (lurus) ini seharusnya tetap mereka pertahankan dan mereka jaga. Seorang bayi ibarat selembar kertas berwarna putih, bersih (baca: Islam). Kedua orang tualah yang berperan lebih besar dalam menentukan warna kertas itu selanjutnya. Mereka adalah orang yang terdekat dengan anak, sehingga dalam mendidik, membimbing serta mengarahkan, mereka memiliki peran yang cukup vital ketimbang yang lainnya. Apakah akan mempertahankanwarna putih tersebut, ataukah beri corak warna yang lain.

BAB III
DISKUSI KELOMPOK

A.    KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS.AR-RUM : 30

Diakui bahwa konsep fitrah tidak sejalan dengan kemungkinan pendidikan, dimana secara epistemologi pendidikan bertujuan untuk membentuk peserta didik  yang memiliki potensi kepribadian muslim yang mengarah pada aktualisasi konsep fitrah manusia. Sedangkan fitrah itu sendiri sudah tertanam dalam diri manusia sejak ia lahir. Fitrah yang didimaksud di sini adalah naluri beragama atau bertauhid, bahwa Allah itu Rabb semesta alam dan tidak ada yang mengingkari. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 172 bahwasanya dalam ayat tersebut dengan perantara Rasul-Nya menerangkan tentang suatu janji yang dibuat pada waktu manusia dikeluarkan dari sulbi orang tua mereka, yakni janji Allah menciptakan manusia atas dasar fitrah. Allah SWT menyuruh roh mereka untuk menyaksikan susunan kejadian diri mereka yang membuktikan keesaan-Nya, mulai dari proses penciptaan dari setetes air mani hingga menjadi manusia bertubuh sempurna dengan indera, urat nadi, dan system urap saraf yang mengagumkan dan sebagainya.

B.     KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS.AR-RA’D : 11

Pada dasarnya segala ketetapan yang ada pada diri manusia sudah ditentukan oleh Allah Swt sejak manusia dalam kandungan. Namun tidak lain manusia memiliki kewajiban untuk menjalankan kehidupannya, mencari kemana arah tujuan hidup tersebut. Hal itu dapat dikonsepkan dengan dua hal yang saling berkaitan, yaitu konsep ikhtiar dan tawakkal. Semua bergantung pada kemauan setiap manusia.
Hubungannya dengan pendidikan QS. Ar-Ra’d : 11 memiliki kaitan yang sangat erat dengan motivasi belajar seorang individu, apabila seorang individu memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya untuk mencapai prestasi yang diinginkan maka kemungkinan besar individu tersebut akan menjadi individu yang berprestasi, berbeda halnya dengan individu yang memiliki motivasi rendah dalam dirinya, dan ia hanya mengandalkan pembelajaran dalam kelas, bagaikan air yang mengalir maka kemungkinan besar ia akan menjadi individu yang tidak berprrestasi.
Jadi, dalam QS. Ar-Ra’d : 11 pendidikan itu mungkin bagi siapa saja. Penerapan konsep tawakkal dan ikhtiar akan membuahkan hasil yang sebanding, hasil dari perubahan tergantung pada individu tersebut dalam memperjuangkan keinginannya, dan do’alah yang menjadi kekuatan untuk mempasrahkan seluruh hasil dari usaha kepada Allah dengan harapan dan keyakinan bahwa Allah akan memberrikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

C.     KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI DAN MUSLIM

Dalam hadis tersebut terdapat dua lingkup, yakni fitrah dan lingkungan. Kedua lingkup tersebut menjadi tolak ukur bagaimana individu itu berkembang. Salah satu bagian dari pendidikan adalah belajar. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi tersebut dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses pembentukan tingkah laku peserta didik. Salah satu lingkungan tersebut adalah ingkungan yang dibentuk orang tua.
Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tualah guru pertama bagi anaknya yang membentuk segala potensi. Selain itu, keluarga merupakan wadah bagi seorang anak dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi, yang mana karakter tersebut dapat mengantarkan individu menuju kehidupan yang lebih baik. Dan orang tua berhak menentukan lingkungan yang baik bagi anaknya. Seorang anak yang terlahir ibarat permata yang belum diukir, dibentuk ke dalam suatu rupa. Permata itu merupakan amanat yang dititipkan.
Dengan demikian, menurut HR.Bukhari dan Muslim pendidikan itu mungkin. Jika seseorang tetap pada fitrahnya, maka akan mencari lingkungan pendidikan yang lebih baik yang sesuai dengan fitrahnya. Salah satu lingkungan yang sesuai untuk berkembangnya individu tersebut yaitu berada di lingkungan pendidikan islam.


BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RUM : 30
Konsep fitrah dalam hubungannya dengan pendidikan itu tidak mungkin. Sebab, dalam kondisi apapun manusia akan berada pada fitrahnya. Fitrah tersebut merupakan bagian dari janji sebelum manusia keluar dari sulbi. Dan janji itu adalah janji untuk beragama dan bertauhid.

2.      KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RA’D : 11
Allah swt tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga kaum tersebutlah yang mengubahnya, konsep tersebut mungkin dalam pendidikan, karna manusia dapat mengubah sebuah konsep pendidikan yang sekuler menuju pendidikan islam.

3.      KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI DAN MUSLIM
 HR.Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwasanya pendidikan itu mungkin dan tidak mungkin. Jika seseorang memilih tetap pada fitrahnya, maka akan mencari lingkungan pendidikan yang lebih baik yang sesuai dengan fitrahnya. Salah satu lingkungan yang sesuai untuk berkembangnya individu tersebut yaitu berada di lingkungan pendidikan islam.




B.     SARAN
Dari beberapa penjelasan di atas memberikan saran-saran yang membangun terhadap :
1.      Orang tua,  melalui pendidikan yang di berikan kepada anak, orang tua berhak menentukan pendidikan yang terbaik untuk anaknya dan pendidikan yang dapat mengantarkan anak menuju akhlak yang baik dengan melalui pendidikan islam.
2.      Anak, memilki pilihan untuk menentukan lingkungannya, sebaiknya seorang anak berada di lingkungan yang baik. Agar perkembangannya menghasilkan akhlak yang baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar