BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
dalam islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju
kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi
kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Khaliq-nya dan
juga sebagai Khalifah di bumi (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan
demikian, fungsi utama pendidikan adalah pempersiapkan generasi penerus
(peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya yang diperlukan agar memiliki
kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah lingkungan masyarakat yang
berbekalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sebelum
mengarah pada tujuan dan fungsi pendidikan itu sendiri, perlu adanya pemberdayaan
kualitas pendidikan dalam ranah yang sederhana, yaitu dalam lingkungan
keluarga. Sekarang banyak moral peserta didik yang rusak, penyimpangan-penyimpangan
sedikit demi sedikit telah menjadi asupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi
tentunya karena pengaruh dari beberapa faktor, baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Namun pada dasarnya setiap individu tersebut memiliki potensi
masing-masing yang ia bawa sejak lahir, potensi tersebut tentunya perlu asahan
dari orangtua, agar bagaimana individu tersebut berkembang dengan baik.
Menyikapi
fenomena tersebut, akan dibahas tentang Kemungkinan Pendidikan menurut Islam
dalam QS. Ar-Rum : 30, QS. Ar-Ra’d : 11, dan HR. Bukhari dan Muslim.
Selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini dalam sub bab berikutnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Rum : 30 ?
2.
Bagaimana
kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Ra’d : 11 ?
3.
Bagaimana
kemungkinan pendidikan menurut HR. Bukhari Muslim?
C.
TUJUAN
1.
Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Rum : 30.
2.
Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut QS. Ar-Ra’d : 11.
3.
Untuk menjelaskan bagaimana kemungkinan pendidikan menurut HR. Bukhari Muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RUM : 30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
”Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Tafsiran:
(Maka hadapkanlah) hai Muhammad
(wajahmu dengan lurus kepada agama Allah) maksudnya cenderungkanlah dirimu
kepada agama Allah, yaitu dengan cara mengikhlaskan dirimu dan orang-orang yang
mengikutimu di dalam menjalankan agama-Nya (fitrah Allah) ciptaan-Nya (yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu) yakni agama-Nya. Makna yang
dimaksud ialah tetaplah atas fitrah atas agama Allah. (Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah) pada agama-Nya. Maksudnya janganlah kalian menggantinya misalnya
menyekutukan-Nya. (Itulah agama yang lurus) agama tauhid itulah agama yang
lurus. (Tetapi kebanyakan manusia yakni orang-orang kafir mekkah tidak
mengetahui ketauhidan dan keesaan Allah.
B.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RA’D : 11
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ
دُونِهِ مِنْ وَال
“Bagi manusia
ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”
Tafsiran:
(Baginya) manusia (ada
malaikat-malaikat yang slalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang
bertugas mengawasinya (di muka) dihadapan-Nya (dan di belakangnya) dari
belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah,
dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya
(sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari
keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan adzab (maka tak ada
yang menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya
yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi
orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah
sendiri (seorang penolong) yang dapat mencegah datangnya adzab Allah terhadap
mereka.
C.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI MUSLIM
عَنْ
اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى
وَمُسْلِمْ )
“Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan
Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Bukhori dan Muslim)”
Kandungan :
Setiap anak Adam dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Artinya mereka lahir dalam keadaan mengakui serta menyakini
akan keesaan Allah ta’ala, Sebagai satu-satunya Dzat Yang Menciptakan,
Menguasai dan Mengatur alam semesta ini. Tiada keraguan sedikitpun dalam diri
mereka bahwa hanya Allah lah yang berhak untuk di ibadahi. Ketika mereka
dikeluarkan oleh ibu mereka dari sulbi (tulang rusuk), mereka telah bersaksi
bahwa hanya Allah adalah Rabb mereka. Kesaksian anak adam bahwa Allah adalah
Rabb mereka, Ini menunjukkan bahwa mereka lahir dalam kelahiran fitrah (Islam).
Fitrah yang salimah (lurus) ini seharusnya tetap mereka pertahankan dan mereka
jaga. Seorang bayi ibarat selembar kertas berwarna putih, bersih (baca: Islam).
Kedua orang tualah yang berperan lebih besar dalam menentukan warna kertas itu
selanjutnya. Mereka adalah orang yang terdekat dengan anak, sehingga dalam
mendidik, membimbing serta mengarahkan, mereka memiliki peran yang cukup vital
ketimbang yang lainnya. Apakah akan mempertahankanwarna putih tersebut, ataukah
beri corak warna yang lain.
BAB III
DISKUSI KELOMPOK
A.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT QS.AR-RUM : 30
Diakui
bahwa konsep fitrah tidak sejalan dengan kemungkinan pendidikan, dimana secara
epistemologi pendidikan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki potensi kepribadian muslim yang
mengarah pada aktualisasi konsep fitrah manusia. Sedangkan fitrah itu sendiri
sudah tertanam dalam diri manusia sejak ia lahir. Fitrah yang didimaksud di
sini adalah naluri beragama atau bertauhid, bahwa Allah itu Rabb semesta alam
dan tidak ada yang mengingkari. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat
172 bahwasanya dalam ayat tersebut dengan perantara Rasul-Nya menerangkan
tentang suatu janji yang dibuat pada waktu manusia dikeluarkan dari sulbi orang
tua mereka, yakni janji Allah menciptakan manusia atas dasar fitrah. Allah SWT
menyuruh roh mereka untuk menyaksikan susunan kejadian diri mereka yang
membuktikan keesaan-Nya, mulai dari proses penciptaan dari setetes air mani
hingga menjadi manusia bertubuh sempurna dengan indera, urat nadi, dan system
urap saraf yang mengagumkan dan sebagainya.
B.
KEMUNGKINAN PENDIDIKAN MENURUT QS.AR-RA’D
: 11
Pada dasarnya segala ketetapan yang ada pada diri manusia sudah
ditentukan oleh Allah Swt sejak manusia dalam kandungan. Namun tidak lain
manusia memiliki kewajiban untuk menjalankan kehidupannya, mencari kemana arah
tujuan hidup tersebut. Hal itu dapat dikonsepkan dengan dua hal yang saling
berkaitan, yaitu konsep ikhtiar dan tawakkal. Semua bergantung pada kemauan
setiap manusia.
Hubungannya dengan pendidikan QS. Ar-Ra’d : 11 memiliki kaitan
yang sangat erat dengan motivasi belajar seorang individu, apabila seorang
individu memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya untuk mencapai prestasi
yang diinginkan maka kemungkinan besar individu tersebut akan menjadi individu
yang berprestasi, berbeda halnya dengan individu yang memiliki motivasi rendah
dalam dirinya, dan ia hanya mengandalkan pembelajaran dalam kelas, bagaikan air
yang mengalir maka kemungkinan besar ia akan menjadi individu yang tidak
berprrestasi.
Jadi, dalam QS. Ar-Ra’d : 11 pendidikan itu mungkin bagi siapa
saja. Penerapan konsep tawakkal dan ikhtiar akan membuahkan hasil yang
sebanding, hasil dari perubahan tergantung pada individu tersebut dalam
memperjuangkan keinginannya, dan do’alah yang menjadi kekuatan untuk
mempasrahkan seluruh hasil dari usaha kepada Allah dengan harapan dan keyakinan
bahwa Allah akan memberrikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh.
C.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI DAN MUSLIM
Dalam hadis tersebut
terdapat dua lingkup, yakni fitrah dan lingkungan. Kedua lingkup tersebut
menjadi tolak ukur bagaimana individu itu berkembang. Salah satu
bagian dari pendidikan adalah belajar. Belajar pada hakikatnya adalah suatu
interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan
respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi tersebut dapat terjadi
perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi,
individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif
atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan
faktor yang penting dalam proses pembentukan tingkah laku peserta didik. Salah
satu lingkungan tersebut adalah ingkungan yang dibentuk orang tua.
Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tualah guru pertama bagi
anaknya yang membentuk segala potensi. Selain itu, keluarga merupakan wadah
bagi seorang anak dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi, yang mana
karakter tersebut dapat mengantarkan individu menuju kehidupan yang lebih baik.
Dan orang tua berhak menentukan lingkungan yang baik bagi anaknya. Seorang anak
yang terlahir ibarat permata yang belum diukir, dibentuk ke dalam suatu rupa.
Permata itu merupakan amanat yang dititipkan.
Dengan demikian, menurut HR.Bukhari dan Muslim
pendidikan itu mungkin. Jika seseorang tetap pada fitrahnya, maka akan mencari
lingkungan pendidikan yang lebih baik yang sesuai dengan fitrahnya. Salah satu
lingkungan yang sesuai untuk berkembangnya individu tersebut yaitu berada di
lingkungan pendidikan islam.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RUM : 30
Konsep fitrah dalam hubungannya dengan
pendidikan itu tidak mungkin. Sebab, dalam kondisi apapun manusia akan berada
pada fitrahnya. Fitrah tersebut merupakan bagian dari janji sebelum manusia
keluar dari sulbi. Dan janji itu adalah janji untuk beragama
dan bertauhid.
2.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT QS. AR-RA’D : 11
Allah swt tidak akan merubah keadaan
suatu kaum hingga kaum tersebutlah yang mengubahnya, konsep tersebut mungkin
dalam pendidikan, karna manusia dapat mengubah sebuah konsep pendidikan yang
sekuler menuju pendidikan islam.
3.
KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN MENURUT HR. BUKHARI DAN MUSLIM
HR.Bukhari dan Muslim
menjelaskan bahwasanya pendidikan itu mungkin dan tidak mungkin. Jika seseorang memilih tetap pada fitrahnya, maka akan mencari
lingkungan pendidikan yang lebih baik yang sesuai dengan fitrahnya. Salah satu lingkungan yang sesuai untuk
berkembangnya individu tersebut yaitu berada di lingkungan pendidikan islam.
B.
SARAN
Dari beberapa penjelasan di atas memberikan saran-saran yang membangun
terhadap :
1.
Orang
tua, melalui pendidikan yang di berikan
kepada anak, orang tua berhak menentukan pendidikan yang terbaik untuk anaknya
dan pendidikan yang dapat mengantarkan anak menuju akhlak yang baik dengan melalui
pendidikan islam.
2.
Anak,
memilki pilihan untuk menentukan lingkungannya, sebaiknya seorang anak berada
di lingkungan yang baik. Agar perkembangannya menghasilkan akhlak yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar